Seribu orang lebih berkumpul di Aula Muzdalifah Islamic Centre KH Noer Alie Bekasi, Rabu, 6 Juni 2018 pagi. Duduk beralas karpet, massa yang terdiri dari 560 guru ngaji lekar, 168 amil jenazah, 10 yayasan panti asuhan, 125 ustadz ponpes, dan 250 santri ponpes itu belum mengerti betul mengapa mereka dikumpulkan—atau setidaknya belum tahu besaran nominal bantuan yang akan mereka terima.
Hal itu tampak ketika Ketua BAZNAS Kota Bekasi H. Paray Said, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa guru ngaji—sebagai audience terbanyak di forum itu—mendapatkan honor Rp1,2 juta. Sontak ucapan syukur lirih terdengar di seantero ruangan. Mereka tak menyangka bakal dapat rezeki nomplok beberapa hari menjelang Lebaran.
Paray menyampaikan, total bantuan yang disalurkan BAZNAS Kota Bekasi hari itu adalah Rp1.016.000.000. Uang senilai tersebut diambil dari perolehan zakat fitrah Ramadan 2018 yang memang harus didistribusikan sebelum shalat ied. Dua bulan sebelumnya, 18 April 2018, BAZNAS Kota Bekasi juga menyalurkan dana lebih dari semiliar untuk program benah mushala, rutilahu, dan gerobak.
Menyentuh yang Tak Tersentuh
Paray bilang, guru ngaji lekar punya kontribusi besar sehingga kita, kanak-kanak yang kini sudah dewasa dan bekerja, bahkan beberapa sudah menempati posisi strategis, bisa mengaji. Keikhlasan dan himmah mereka dalam berdakwah tak ternilai, meski nasibnya sering terabai. Karenanya maka BAZNAS Kota Bekasi hadir untuk mereka. Memberikan apresiasi meski tak seberapa.
“Makanya kami tingkatkan. Kalau tahun lalu cuma lima guru ngaji, sekarang jadi 10 per kelurahan. Ini sebetulnya dana stimulan setiap bulan Rp100 ribu. Tapi kami rapel [tanpa sepengetahuan penerima bantuan] setahun sekali dan diberikan menjelang Idul Fitri. Jadi, nanti pulang bawa duit Rp1,2 juta. Bisa buat beli baju ke mall,” gurau Paray disambut gemuruh tepuk tangan audience.
Jika kuota guru ngaji ditambah 5 orang, maka program yang sebelumnya tidak ada dan baru ada tahun ini adalah bantuan buat amil jenazah. Setiap kelurahan ada tiga amil yang menerima bantuan Rp750 ribu. Kata Kepala Kemenag Kota Bekasi H. Mujani, amil jenazah adalah profesi yang luar biasa, meski kerap dipandang stereotype oleh sebagian orang.
Dedikasi para amil dalam melaksanakan tugas mengurus jenazah—memandikan, mengkafani, menyolati, mengubur—adalah pekerjaan yang tak mudah. Apalagi jika jenazahnya berpenyakit atau korban kecelakaan. Mujani menceritakan bahwa ada amil yang sampai tidak bisa makan tiga hari gegara mendapati jempol jenazah copot karena mengidap gula.
Namun demikian, BAZNAS Kota Bekasi bersyukur di dua tahun terakhir pelaksanaan pelatihan pengurusan jenazah di 12 kecamatan cukup mendapat atensi dari anak-anak muda. Mereka berusia sekitar 30 tahun dan siap menjadi amil.
Keberadaan BAZNAS Adalah Niscaya
Pj Wali Kota Bekasi R Ruddy Gandakusumah menekankan urgensi keberadaan BAZNAS Kota Bekasi, sebagaimana disebutkan dalam UU No 23 Tahun 2011, bahwa masih ada sebagian masyarakat yang menganggap bahwa zakat merupakan kewajiban yang bersifat privat dan individualis, sehingga praktik pengelolaan zakat masih bersifat konvensional.
Mereka yang beranggapan demikian biasa menyalurkan zakatnya kepada figur-figur agamawan seperti DKM, kiai, atau ke mesjid/ mushala yang tidak terdaftar sebagai UPZ. Padahal, menurut Ruddy, Al-Qur’an telah mengisyaratkan bahwa zakat adalah kewajiban yang dikenakan kepada kelompok orang tertentu dan disalurkan kepada kelompok tertentu juga.
“Dan pengelolaan uang zakat itu tidak kecil, maka penting ada lembaga tersendiri, untuk terlaksananya suatu perintah atau ajaran, yang lembaga tersebut mesti dikelola dengan jujur, transparan, dan akuntabel, lewat prosedur dan mekanisme yang ada. Harus diakui, banyak program yang tidak terpikirkan pemerintah, terpikirkan oleh BAZNAS Kota Bekasi,” kata dia.
Ruddy mengingatkan, umat Islam di Kota Bekasi yang berjumlah 2.146.000 adalah potensi yang harus terus digenjot oleh BAZNAS Kota Bekasi untuk mengoptimalkan penghimpunan ZIS. Dia mengapresiasi kiprah BAZNAS Kota Bekasi dalam memberdayakan umat. “Saya apresiasi kepada BAZNAS Kota Bekasi sebagai salah satu yang terbaik di Jawa Barat,” tukasnya. (sbi)