Gagasan yang baik menjadi sepah jika tidak dibarengi dengan presentasi yang baik. Kemampuan menyampaikan gagasan mesti ditunjang dengan retorika yang solid. Kita sering ketemu orang yang secara substansi pembicaraan biasa saja, tapi karena disampaikan dengan cara yang baik, maka ia menjadi luar biasa.
Itulah yang melatarbelakangi BAZNAS Kota Bekasi memberikan pelatihan public speaking kepada 34 mahasiswa 1 Rumah Dhuafa 1 Sarjana. Kegiatan yang dilaksanakan pada 24-25 Agustus 2018 di Wisma Tugu, Cisarua, Bogor, itu sekaligus menjadi ajang orientasi buat 12 mahasiswa baru yang akan memulai perkuliahan di pertengahan September ini.
Ketua Panitia “BAZNAS Training Public Speaking and Leadership of Zakat” Ismail Hasyim mengatakan, tidak semua yang dipelajari di bangku kuliah dapat diimplementasikan di dunia kerja. Persaingan kerja yang kian kompetitif menuntut tiap individu memiliki standar kompetensi seorang speaker.
“Percuma IP 4.00 kalau nggak bisa ngomong di depan forum, ketemu orang masih minder, megang mic gemeter,” ungkapnya Ismail. Sebab ‘anak beasiswa’, maka para mahasiswa binaan BAZNAS Kota Bekasi diharapkan lebih unggul baik dari segi akademik maupun non akademik dibanding mahasiswa lainnya.
Narasumber pertama Dr Eko Purwanto menjelaskan, hal mendasar public speaking adalah variasi suara, ekspresi wajah, kontak mata, dan bahasa tubuh. Seorang speaker yang bisa menghadirkan penekanan pada kalimat tertentu yang dianggap penting, akan berbeda dengan speaker yang secara intonasi datar-datar saja.
Pun buat speaker yang ekspresi wajahnya murah senyum, akan berbeda penerimaan audiencenya daripada speaker yang kurang senyum; cenderung dingin. Atau speaker yang mengedarkan pandangan ke seluruh mata, akan lebih mendapatkan interaksi dari audience ketimbang speaker yang pandangannya tak fokus.
“Tapi lebih dari itu semua, yang tak kalah penting dibangun adalah kepercayaan diri dan penguasaan materi. Nervous biasanya disebabkan baru pertamakali ngomong di depan publik, kurang nyaman menjadi pusat perhatian, atau tidak siap dengan suasana baru,” ungkap Eko.
Sedangkan untuk penguasaan materi, tambah Eko, sebaik apa pun kemampuan public speaking seseorang, apabila ia tidak menguasai materi dengan baik, maka ia akan menemukan masalah pada saat presentasi. Adigumnya, jangan serahkan urusan kepada yang bukan ahlinya.
Protokoler Wali Kota Bekasi Risdiansyah sebagai narasumber kedua menambahkan, seorang speaker mesti cerdas menyesuaikan acara dengan output speaking. Tentu berbeda cara membawakan kegiatan seminar, pernikahan, upacara bendera, dan konser. “Intonasinya beda, kalimatnya juga harus disesuaikan,” tukasnya. (sbi)