Tahun 2018 lalu BAZNAS Kota Bekasi melakukan kunjungan kerja ke BAZNAS Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Waktu itu lembaga yang dipimpin Drs. H. M. Fathurrouf tersebut menjadi salah satu penerima BAZNAS Award di bidang pendayagunaan ZIS terbaik.
Kamis, 3 Oktober 2019 lalu, BAZNAS Kabupaten Tulungagung melakukan kunjungan balasan ke kantor BAZNAS Kota Bekasi. Rombongan sebanyak 20 orang yang termasuk di dalamnya perwakilan Pemkab, Kemenag, dan LAZ di Tulungagung itu juga bertandang ke BAZNAS Kabupaten Bekasi.
Materi diskusi serupa dengan perbincangan pada 2018, hanya ada beberapa penambahan, penajaman, dan pembaruan informasi. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul kebanyakan dari perwakilan Kemenag dan LAZ, laiknya tentang program 1 Rumah Dhuafa 1 Sarjana dan pemotongan langsung zakat profesi ASN.
Ketua BAZNAS Kota Bekasi H. Paray Said menjawab semuanya dengan cerkas. Menurutnya, Kota Bekasi secara demografis adalah wilayah dengan keragaman yang tinggi. Semua agama, suku, budaya, ada di Kota Bekasi. “Mengatur” masyarakat yang heterogen tentu berbeda dengan mengatur masyarakat yang homogen.
Paray mengatakan salah satu keunggulan BAZNAS Kota Bekasi adalah regulasi. Meski masih butuh diupgrade di sejumlah aspek. BAZNAS Kota Bekasi punya landasan hukum berupa Perda, Perwal, Kepwal, Keputusan MUI, MoU pemotongan zakat ASN langsung lewat BJB, dll, yang belum dimiliki BAZNAS Tulungagung.
Tetapi, sambungnya, dengan keterbatasan regulasi, BAZNAS Kabupaten Tulungagung mampu bersaing di level nasional dan sempat menjadi yang terbaik di bidang pendayagunaan. Program ZCD BAZNAS Tulungagung adalah budidaya ikan patin yang sudah established secara pengelolaan.
Paray menceritakan, sampai September 2019, BAZNAS Kota Bekasi sudah berhasil menghimpun ZIS sebesar Rp13.671.116.366 dan menyalurkan ZIS sebanyak Rp11.797.058.738. Beberapa program unggulan—sebagaimana yang ditanyakan tamu—adalah 1 Rumah Dhuafa 1 Sarjana dan Kampung Zakat.
Paray mengisahkan, ia bangga dengan para mahasiswa binaan BAZNAS Kota Bekasi yang kini kuliah di Unisma Bekasi, STMIK Bani Saleh, STIT Al-Marhalah Al ‘Ulya, Universitas Islam Assyafiiyah, dan STEI SEBI Depok untuk jurusan Sistem Informatika, PAI, Perbankan Syariah, Akutansi, dan Penjaskesrek.
Pasalnya, rerata nilai Indeks Prestasi (IP) semester mereka 3.5. Bahkan ada empat mahasiswa di semester kemarin yang mendapatkan IP 4.00. Hal tersebut tak luput dari komitmen BAZNAS Kota Bekasi untuk mengawal dan melakukan pendampingan secara paripurna kepada para mahasiswa, agar berprestasi.
“Apalagi sekarang kami sudah sepakat dengan orangtua mahasiswa, kalau sampai dua semester berturut-turut dapat IP di bawah 3.00 maka akan kami DO [dari beasiswa BAZNAS Kota Bekasi]. Sampai tahun ini kami sudah punya 48 mahasiswa binaan yang kami biayai 100% sampai lulus,” tutur Paray.
Keberadaan mahasiswa 1 Rumah Dhuafa 1 Sarjana juga menguntungkan buat BAZNAS Kota Bekasi. Dengan jumlah karyawan terbatas, jika tidak ada kuliah, 48 mahasiswa diwajibkan untuk datang ke kantor BAZNAS Kota Bekasi secara bergantian, untuk membantu pelayanan ZIS.
Selain itu, ada program Kampung Zakat, yang diresmikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, di Kelurahan Sumur Batu, Bantar Gebang. Sebelumnya, BAZNAS Kota Bekasi, atas inisiasi BAZNAS Jabar, juga memiliki kampung binaan—kami menyebutnya Kampung BAZNAS—di Kp Kandang Mustikajaya.
Proses pendampingannya lebih kurang sama dengan konsep ZCD yang ada di BAZNAS Kabupaten Tulungagung. Saban hari ada relawan BAZNAS yang datang ke kampung tersebut. Ia bertugas melakukan pendekatan, dialog, penggalian potensi, masalah, peluang, dan berkolaborasi melaksanakan program yang dibutuhkan.
Yang penting digarisbawahi adalah paradigma bahwa bantuan tidak harus selalu dengan uang yang bersifat konsumtif. Dan proses yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat tentu saja tidak sebentar. Dan tolok ukur keberhasilannya pun tidak selalu yang bersifat fisik.
BAZNAS Kabupaten Tulungagung tidak lama berada di Kota Bekasi, sebab harus melanjutkan perjalanan ke BAZNAS Kabupaten Bekasi yang tahun 2019 mendapatkan BAZNAS Award di bidang Pertumbuhan Penghimpunan ZIS terbaik nasional. Di akhir sesi, kami bertukar cinderamata dan berfoto bersama. (sbi)