12 rumah tidak layak huni di Kota Bekasi mendapatkan bantuan benah dari BAZNAS Kota Bekasi senilai Rp17,5 juta pada 29 Agustus 2019 lalu. Setelah proses renovasi rampung, BAZNAS Kota Bekasi melakukan peresmian di salah satu titik, yaitu di Kecamatan Bantar Gebang, Selasa, 12 November 2019.

Adalah Kemas, penerima program benah rutilahu, nenek yang tinggal di rumah reot bersama dua putrinya. Karena kondisi rumah tidak memungkinkan bila direhab sebagian, maka BAZNAS Kota Bekasi mendorong masyarakat serta steakholder setempat untuk berpartisipasi dalam proses renovasi. Rumah Kemas pun dibongkar.

Rumah yang berlokasi di RT 02 RW 02 Kelurahan Bantar Gebang tersebut berhasil memecahkan rekor tingkat partisipasi masyarakat yang paling tinggi. Dari dana stimulan BAZNAS Kota Bekasi Rp17,5 juta, total biaya renovasi membengkak hingga Rp65 juta. Nominal tersebut didapatkan dari iuran warga.

Karenanya Ketua BAZNAS Kota Bekasi H. Paray Said memberikan apresiasi atas kepedulian masyarakat. Pengerjaan renovasi rumah berlangsung tiga minggu, dengan dibantu tetangga yang punya kelonggaran waktu. Keguyuban dan gotong royong itulah yang menjadikan pengerjaannya optimal.

Lurah Bantar Gebang Asep Mulyana menyampaikan, bantuan yang diberikan BAZNAS Kota Bekasi berasal terutama dari Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Bekasi. Ia menegaskan kepada jajaran kelurahan bahwa program benah rutihalu adalah bukti konkret penyaluran zakat ASN yang dipotong saban bulan.

“Karenanya saya juga mengimbau kepada masyarakat untuk menunaikan kewajiban zakatnya lewat BAZNAS Kota Bekasi yang sudah nyata kerjanya. Jangan sampai tinggal doang di Bekasi, tapi zakatnya ditunaikan di kampung. Saya juga minta ke BAZNAS agar program rutilahu tidak berhenti di sini,” jelasnya.

Sementara itu, penerima bantuan rutilahu dari Kecamatan Bekasi Utara Arif Kurniawan mengatakan, rumahnya yang berada di Komp SBS Blok CD1/09 RT 005 RW 008 Harapan Jaya, Bekasi Utara, habis terkena kebakaran. Kondisinya rata dengan tanah. Hanya beberapa harta benda yang sempat ia selamatkan.

Mustahik lainnya, Tinah, bahkan sampai tak bisa berkata-kata. Matanya berkaca-kaca. Baru kali itu ia melihat uang belasan juta. Uang Rp17,5 juta tersebut digunakan untuk merenovasi rumahnya di RT 003 RW 002 Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi.

Kondisi rumah yang ia tinggali rapuh. Awalnya bingung, jika merenovasi bagian bawah, kerangka atapnya rawan ambrol. Kalau merenovasi atap, kerangka bawahnya juga tidak kokoh. Apalagi dengan luas 100 meter persegi, berat bila merenovasi total hanya dengan budget Rp17,5 juta.

Maka prosesnya sama. Renovasi berlangsung seminggu. Warga gotong royong membantu ala kadarnya. Apalagi, suami Tinah, Dani, adalah seorang kenek/ kuli. Sudah biasa megang bangunan. “Jadi sudah ada gambaran, gimana cara mensiasati kekurangan atau memaksimalkan dana stimulan itu,” ungkapnya. (sbi)